Bandung, SekilasJabar- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengakui banyak salah penafsiran terhadap aturan penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2014. Tetapi secara prinsip aturan-aturan tersebut merupakan reformasi PPDB yang selama ini banyak praktik manipulasi.
“Spiritnya, di masa depan tidak ada lagi sekolah favorit. Sekarang kesannya ada keribetan karena dulu banyak praktik manipulasi. Kita tingkatkan infrastruktur, guru-guru disebar sehingga sekolah di manapun sama saja. Di lapangan, prinsip baik ini dengan terjemahan di lapangan ada beda persepsi,” ujar Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil di Gedung DPRD Kota Bandung Jalan Aceh, Jumat (4/7/2014).
Sementara untuk protes guru yang menginginkan kemudahan untuk anaknya dalam masa PPDB ini, Emil, sudah menyepakati bahwa anak guru akan diberikan kemudahan mengakses informasi untuk mengetahui sekolah yang mudah dijangkau.
“Di undang-undang Guru, memang disebutkan ada kemudahan. Dulu diterjemahkan itu, anaknya bisa disekolahkan langsung. Sementara sikap kita begitu, tetapi kemungkinan ada pembahasan lanjutan,” jelasnya.
Selain itu, Emil juga meminta kepada orang tua siswa agar tidak meminta bantuan baik kepada anggota dewan maupun kepada pejabat pemkot. Menurut Emil, pihaknya menjamin akan memperjuangkan hak-hak warga miskin untuk mendapat pendidikan layak.
“Urusan titip-menitip dibahas juga supaya tidak terjadi lagi. Jangan menitip ke siapapun karena tidak akan kami proses jika hasilnya tidak sesuai. Yakinkan saja pada sistem, nanti keadilan akan dihadirkan. Kami menjamin akan memperjuangkan warga miskin yang betul-betul miskin,” terang Emil.
Sementara terkait kemudahaan bagi anak TNI, menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Elih Sudiapermana, sifatnya lebih kepada teknis.
” Kita menambah diskresi bahwa KTP KK bisa berdasarkan perintah tugas,” terangnya. net