Beranda Headline IPSI Kota Bandung Harus Lakukan Inovasi Pengembangan Pencak Silat

IPSI Kota Bandung Harus Lakukan Inovasi Pengembangan Pencak Silat

547
0

4Bandung, Sekilasjabar – Sebanyak 54 orang Pengurus Cabang Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Bandung Masa Bakti 2017-2021 dikukuhkan di Pendopo Kota Bandung, Senin (9/1/2017). Pengukuhan dilakukan langsung oleh Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil.

Wali Kota Bandung ex officio menjadi Dewan Pembina IPSI dalam struktur kepengurusan. Sementara itu, Ridwan Kamil sendiri diangkat menjadi Dewan Pertimbangan. Dalam struktur kepengurusan, terdapat pula 8 orang dewan pembina, 12 orang dewan pertimbangan, dan 9 orang majelis pakar.

Cece Muharam dinobatkan sebagai Ketua Pengurus Cabang IPSI Kota Bandung, dengan Reggi Kayong Munggaran sebagai sekretaris dan Edi Waluyo sebagai bendahara. Sebelumnya, Cece Muharam adalah Sekretaris Umum IPSI Kota Bandung yang terpilih secara aklamasi saat musyawarah IPSI pada 28 Desember 2017 lalu.

Wali Kota Bandung menekankan, IPSI harus menjadi penggerak pelestarian pencak silat di Kota Bandung. Menurutnya, pencak silat bisa lestari salah satunya adalah dengan hadirnya organisasi yang baik dan sistematis. “Tidak mungkin budaya bisa hebat tanpa gerak organisasi,” kata Ridwan.

Menurutnya pencak silat bukan sekadar seni gerak dan olahraga. Pencak silat diakui di Indonesia memiliki nilai filosofis dan budaya yang kental.

Di dalam bela diri itu, ada unsur seni musik dan seni berpakaian yang tidak dimiliki oleh seni bela diri lain di dunia. Selain itu, ada pula adab-adab kesopanan dan nilai kehidupan yang diajarkan saat berlatih pencak silat.

Hal itulah yang juga disampaikan Ridwan dalam pidatonya di Gedung UNESCO di Paris, Perancis, beberapa waktu lalu guna melobi organisasi kebudayaan dunia itu agar menjadikan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda.

Ia diminta oleh pemerintah pusat untuk menjadi juru bicara mewakili Indonesia di UNESCO. Saat itu, ia juga membawa serta grup pencak silat Kota Bandung untuk menampilkan keistimewaan pencak silat Indonesia.

“Jadi saya bilang itulah yang membedakan pencak silat, bukan hanya urusan gerak, didalamnya ada sopan santun, nilai silih asah, silih asih, dan silih asuh,” katanya.

Oleh karena itu, ia juga menitipkan agar IPSI Kota Bandung melakukan inovasi dalam mengembangkan pencak silat agar sesuai jargonnya, Pencak Silat Mendunia.

Ia mengusulkan kepada IPSI agar mendesentralisasikan pembinaan pencak silat, tidak hanya berbasis paguron (perguruan) tetapi juga berbasis RW atau sekolah.

“Berbasis wilayah ini penting, sehingga daripada anak main gadget habis waktunya dan tidak terlatih motorik dan mentalnya, pencak silat ini solusinya,” tuturnya.

Dirinya menitipkan pencak silat di Kota Bandung ini harus lebih maksimal. “Coba bikin teori berbasis wilayah, jangan hanya berbasis paguron, (tetapi juga) di RW-RW, dan di sekolah-sekolah. Hanya dengan itu budaya bisa lebih dipertahankan karena lebih lestari dan lebih sistematis,” pungkasnya. (red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here