Bandung, sekilasjabar.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terkesan memaksakan diri untuk mendapatkan bus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Terlihat dari banyaknya shelter atau halte bus yang terbengkalai tak lepas dari kajian yang tidak lengkap (komprehensif).
Karena tidak komprehensifnya kajian yang dilakukan, maka kemudian pembangunan infrastruktur dibuat tergesa-gesa, asal-asalan, yang pada gilirannya terlantar dan terbengkalai seperti sekarang ini.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pemuda Demokrat Indonesia (PDI) Jawa Barat, Herry MOS, saat menanggapi banyaknya halte terbengkalai di Kota Bandung.
Herry MOS mengatakan, moda transportasi massal bertujuan untuk mengurai kemacetan lalu lintas jalan raya. Maka pada saat Kemenhub akan memberikan hibah bus, ini dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan.
Akan tetapi untuk mendapatkan bus atau moda transportasi massal Kemenhub itu, lanjut Herry, ada persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh kota/kabupaten sebagai penerima hibah. Dan tentunya, penerima hibah harus melakukan kajian komprehensif sebelum turunnya bantuan bus hibah tersebut.
Nah yang terjadi di Kota Bandung, jelas Herry, sepertinya tidak dilakukan kajian komprehensif. Dan ada kesan memaksakan diri untuk mendapatkan hibah bus Kemenhub. Akibatnya tujuan moda transportasi sebagai pengurai kemacetan tidak terwujud. Bahkan infrastruktur yang sudah dibangun pun terbengkalai atau sia-sia.
Adapun soal kajian menyeluruh dimaksud Herry, adalah kajian seperti lebar jalan, jarak antar lampu merah yang pendek-pendek (berdekatan), rute tujuan antar bus, jumlah pengguna moda transportasi, rasio penambahan jumlah kendaraan dengan penambahan panjang jalan, keamanan dan kenyamanan penumpang, termasuk fasilitas pendukung berupa shelter sebagai tempat naik turunnya penumpang.
Oleh karena itu, sebagai tokoh pemuda, Herry berharap ke depan Pemkot Bandung harus melakukan kajian komprehensif sebelum meluncurkan program atau proyek kegiatan.
“Jika tidak dikaji matang akan berdampak juga pada pembangunan yang asal-asalan. Bukti nyatanya adalah pembangunan shelter atau halte yang sekarang terbengkalai dan merusak estetika kota. Apalagi kemudian akan dibongkar karena alasan sudah berubah fungsi. Ini kan ibarat mengatasi masalah dengan masalah. Ada apa dibalik semua ini?,” kata Herry, saat dihubungi via telepon selularnya, Jumat, 11 November 2022.
Herry juga menyarankan agar Pemkot Bandung tidak memaksakan diri untuk mendapatkan sesuatu selama belum mengkaji dan memiliki kemampuan.
“Jangan memaksakan diri akan sesuatu, apalagi hanya untuk menarik simpati atau pencitraan saja,” pungkasnya. (red)