Bandung, Sekilasjabar – Gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Rabu (8/8).
Aktivitas tektonik tersebut merupakan rangkaian kecil dari sekitar 600 gempa susulan yang mengguncang NTB sejak akhir Juli lalu. Getarannya cukup kuat sehingga menyebabkan sejumlah genting berjatuhan dan kaca jendela pecah.
Di waktu bersamaan, sejumlah insan bank bjb yang dipimpin Direktur Utama Ahmad Irfan tengah berada di posko pusat bencana di depan Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Lombok Utara.
Mereka terpanggil untuk mengambil risiko merasakan gempa dan mengancam diri dengan mendatangi pusat bencana. Tujuannya hanya satu, yakni kemanusiaan.
Ketika itu, Ahmad Irfan bersama Penjabat Gubernur Jawa Barat Mochamad Iriawan tengah menyalurkan bantuan sosial yang diberikan langsung kepada Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar serta Kapolda NTB Achmat Juri sebagai bentuk solidaritas atas nama kemanusiaan.
Gempa tersebut membuat acara terhenti sejenak karena massa bergerak spontan saling melindungi dan berpindah menghindari bangunan tinggi.
Keesokan harinya, bank bjb enggan berhenti bergerak. Langkah kemanusiaan dilanjutkan dengan memberikan sumbangan kepada Pemerintah Provinsi NTB melalui Sekretaris Daerah Rosiady Husaenie Sayuti di Gedung Sangkariang Kantor Gubernur NTB.
Bahkan, perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi sejumlah titik bencana yang mengalami kerusakan infrastruktur paling parah dan memakan korban jiwa terbanyak di Pulau Seribu Masjid. Hingga tanggal 15 Agustus 2018, gempa Lombok telah menewaskan sedikitnya 460 jiwa.
Total bank bjb menyalurkan bantuan sebesar Rp. 1,6 miliar yang merupakan bagian CSR dan bersumber dari Rekening Jabar Peduli. Bantuan disalurkan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Jika diakumulasikan dengan bantuan dari Pemprov Jabar, maka dana yang berhasil disalurkan sebesar Rp. 3,6 miliar.
“Ini merupakan bentuk dari upaya kami untuk membangun Indonesia memahami negeri. Jika ada musibah bencana alam, bank bjb akan selalu sigap membantu, tidak hanya di Jabar dan Banten tapi juga di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Ahmad Irfan.
Berselang beberapa hari kemudian, sejumlah tokoh Jabar bergantian menyambangi Lombok dan menunjukan sikap solidaritas, salah satunya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Dalam kesempatan tersebut, Emil menyerahkan bantuan dana sebesar Rp. 2 miliar atas nama Pemerintah Kota Bandung.
Bantuan tersebut didapat melalui CSR bank bjb sebesar Rp500 juta, penggalangan dana di kitabisa.com dan offline dari warga Bandung yang disalurkan kepada tiga lembaga di Lombok yaitu Aksi Cepat Tanggap, Dompet Dhuafa dan Relawan Bandung. Hingga kini, penggalangan dana masih terus dilakukan Emil melalui beragam cara, mulai dari lelang pakaian dan meneruskan donasi di kitabisa.com.
Bagi bank bjb sendiri, aksi tanggap gempa Lombok bukan prolog cerita yang akan berakhir sementara. Jauh hari sebelum rentetan gempa bumi menghancurkan Lombok, bank bjb telah membuktikan dedikasi dan kepeduliannya terkait isu kemanusiaan. Cerita di Kabupaten Pidie Jaya di Provinsi Aceh dan Kota Bima yang menjadi bagian dari Pulau Sumbawa dapat dijadikan contoh.
Dua tahun lalu, Negeri Serambi Mekah kembali diguncang gempa berkekuatan 6,5 skala richter yang menewaskan sedikitnya 104 jiwa. Trauma tsunami Aceh tahun 2004 masih membayangi sebagian masyarakat Pidie Jaya ketika itu. Terlebih, gempa Pidie Jaya terasa lebih keras ketimbang tahun 2004 karena titik pusat berada di darat.
Enggan berpikir panjang, bank bjb yang diwakili oleh Ahmad Irfan bergerak cepat untuk terbang ke pulau paling barat di Indonesia tersebut dan memberikan bantuan berupa uang senilai Rp. 1 miliar. Bantuan tersebut diberikan langsung kepada Bupati Pidie Jaya Teungku Aiyub Abbas.
Tidak heran jika kemudian Ahmad Heryawan yang ketika itu masih menjabat sebagai Gubernur Jabar memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada bank bjb. “Dua jempol untuk bank bjb. Walau belum hadir di Aceh tapi kepedulian bank bjb sudah menjangkau sampai ke Aceh,” ujar Aher.
Satu bulan berselang pasca gempa Pidie Jaya, bank bjb kembali terbang membawa misi kemanusiaan menuju Kota Bima yang ketika itu tenggelam oleh banjir. bank bjb memberikan bantuan sebesar Rp1 miliar yang dialokasikan dalam bentuk logistik, sarana prasarana masjid, mobilisasi relawan, ambulans, dapur umum dan siaga kesehatan.
“Salah satu fokus CSR bank bjb adalah untuk dana tanggap darurat. Kami berkomitmen untuk membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah. Aksi cepat untuk tanggap darurat sangat penting bagi mereka,” ujar Ahmad Irfan.
Seperti diketahui, penyaluran bantuan bencana dan hal bersifat darurat merupakan salah satu kontribusi positif dari tanggung jawab sosial bank bjb. Sudah sejak lama penyaluran dana CSR bank bjb difokuskan pada empat hal, yakni pendidikan, kesehatan dan lingkungan termasuk mitigasi bencana alam.
Namun, bank bjb enggan kemudian melupakan kulitnya. Tanggap bencana juga dilakukan simultan di Bumi Pasundan sebagai tanah kelahirannya. Cerita gempa berkekuatan 6,9 skala richter di Jabar bagian selatan, bencana puting beliung di Kabupaten Pangandaran, hingga terbaru tragedi longsor Kabupaten Kuningan tidak luput dari perhatian.
bank bjb membantu membangun sejumlah infrastruktur fasilitas publik yang rusak pasca bencana, seperti sekolah maupun masjid. Di antaranya recovery Masjid Asy Syuhada di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Masjid Al Ihsan di Kabupaten Pangandaran serta pembangunan kembali Madrasah Ibtidaiyah di Pamarican, Kabupaten Ciamis.
Tidak hanya itu, program CSR bank bjb juga fokus pada perbaikan dan pembangunan infrastruktur transportasi di kawasan terpencil. Seperti pembangunan jembatan gantung Muara Kali Cidadap di Kabupaten Cianjur serta jembatan di Desa Kanci Kulon Kabupaten Cirebon. (red)