Bandung, sekilasjabar.co – Olahraga padel terus menunjukkan perkembangannya di Indonesia, Goat Arena di Jalan Menado No.37, Kota Bandung, hadir sebagai salah satu venue yang serius mengembangkan olahraga ini untuk jangka panjang.
Goat Arena Bandung resmi dibuka pada 17 November 2025 dan saat ini masih berada dalam tahap soft opening. Meski belum menggelar grand opening, venue ini telah diresmikan oleh Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kosasih karena lokasinya berada di wilayah Stadion Siliwangi.
“Goat Arena ini baru dibuka bulan lalu dan sekarang masih soft opening,” kata General Manager Goat Arena, Haris Adi Prayuda.
Dibangun mengacu standar internasional, Goat Arena memiliki enam lapangan padel dan dua lapangan tenis. Spesifikasi teknisnya dirancang untuk mendukung pertandingan level tinggi.
“Ketinggian ceiling tertinggi sekitar 20–20,5 meter dan terendah 12,5 meter. Jarak antar lapangan juga sudah sesuai standar internasional, sekitar 2,5 sampai 3 meter,” jelasnya.
Dengan fasilitas tersebut, Goat Arena disebut siap menggelar ajang internasional. Bahkan, Bandung berpeluang menjadi tuan rumah turnamen FIP Silver pada Agustus mendatang.
“Sekitar 70–80 persen kemungkinan turnamen ini dipindahkan ke Bandung dari Jakarta karena antusiasme penonton di sini lebih baik,” ujarnya.
Berbeda dengan banyak venue padel lain, Goat Arena mengusung konsep padel untuk semua kalangan.
“Padel memang masih fase early adopter, jadi banyak yang menaikkan harga karena tren. Tapi ke depan, padel akan menjadi olahraga rakyat,” ungkapnya.
Konsep ini juga tercermin dari sistem pemesanan lapangan. Goat Arena tidak menerapkan sistem keanggotaan dengan blok jam jangka panjang. Sehingga, semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk bisa mendapatkan jadwal bermain.
“Booking kami bersifat mingguan. Setiap Jumat jam empat sore, booking dibuka untuk minggu berikutnya. Supaya semua orang punya kesempatan bermain dan tidak dikuasai komunitas tertentu,” jelasnya.
Goat Arena bukan hanya menjual lapangan. Manajemen juga mengembangkan manajemen atlet, pelatih, dan event organizer khusus padel.
Saat ini, tim Goat Arena diperkuat tiga atlet nasional, yakni Novela (atlet putri nomor satu Indonesia), Valentinos Dias (peringkat lima nasional), dan Vivin. Selain itu, pihaknya juga memiliki rencana membangun akademi padel sebagai bagian dari pembinaan berkelanjutan.
“Kami tidak hanya mengejar okupansi. Fokus kami membangun ekosistem padel untuk jangka panjang,” katanya.
Goat Arena Bandung merupakan venue kedua setelah Bintaro. Ke depan, jaringan Goat Arena akan berkembang hingga lima lokasi, termasuk Cibis, Cilandak Business Park, Permata Hijau, dan Semarang.
Selain itu, meski berada di pusat Kota Bandung, Goat Arena menetapkan tarif flat Rp350 ribu per jam, dengan harga promosi Rp295 ribu selama masa awal pembukaan.
“Di tengah kota, harga lapangan padel bisa mencapai Rp400 ribu per jam. Kami pilih harga ideal agar tetap terjangkau,” ujarnya.
Menjelang akhir tahun dan masa liburan, Haris menuturkan tingkat okupansi lapangan sangat baik sejak awal pembukaan. Menurutnya, olahraga ini memiliki masa depan cerah di Indonesia.
Seperti diketahui, olahraga ini telah masuk Asian Games dan tengah diarahkan menuju Olimpiade. Di tingkat nasional, padel juga telah tercatat dalam kalender PBPI dan akan dipertandingkan di Osaka.
“Karakter padel mirip bulu tangkis dan futsal, mengandalkan agility dan game intelligence. Dengan pembinaan yang konsisten, Indonesia punya peluang besar bersaing di level dunia,” tegasnya. (Fifi Nofita)




