Sekilasjabar.co – Gelaran Konser Musik Indonesia Lintas Era bertajuk Symphonesia dari maestro Erwin Gutawa di Teater Taman Ismail Marzuki, Jakarta 1/8/23 membuat decak kagum seluruh penonton yang hadir.
Sesaat sebelum konser dimulai, dalam sambutannya Erwin menyampaikan bahwa dalam kemasan konser Symphonesia ini akan menyajikan aransemen yang berbeda dengan konser-konser sebelumnya. Symphonesia merupakan Orchestra yang mengaransemen berbagai lagu daerah dan lagu perjuangan Indonesia yang dikemas menjadi sebuah karya Symphoni dalam bentuk Orchestra. dengan menyuguhkan berbagai lagu daerah dari Papua, Jawa, dan dari Melayu. Begitu pula lagu-lagu yang akan dibawakan merupakan lagu perjuangan. Menurutnya, alasan ditampilkannya beberapa lagu perjuangan karena Agustus merupakan bulan keramat dan bersejarah bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Tandasnya.
Penyanyi asal Papua, Edo Kondologit, didaulat menjadi penyanyi pertama sebagai pembuka acara dengan membawakan lagu lama yang beraransemen musik khas Papua yang khusus diciptakan Erwin untuk Edo pada 1996 lalu, dilanjutkan penyanyi Aning Katamsi yang bersuara seriosa dan penyanyi Ardhito Pramono yang membawakan lagu Sepasang Mata Bola. Sebelum melantukan nyanyiannya Ardhito seolah berbisik kepada penonton bahwa dia sedang membuat gimick dengan menenteng sebuah koper kecil untuk lagu yang akan dilantunkannya, yang sontak disambut tawa penonton melihat tingkah kelucuannya.
Dengan menampilkan berbagai lagu daerah dan beberapa lagu perjuangan, seperti lagu Kopral Jono yang dinyanyikan oleh Trio penyanyi Sri Panggung, dikemas sedemikian apik, menjadikan suasana gedung Teater Taman Ismail Jakarta seperti dihipnotis oleh hentakan aransemen cerdasnya.
Hal itu dibuktikan saat Woro Mustiko Siwi melantunkan lagu Walang Keke yang dikolaborasikan dengan beberapa tarian seperti tari topeng dengan diringi aransemen etnik Jawa yang sangat mempesona. “Benar-benar menakjubkan Mas Erwin ini, bisa-bisanya mengaransemen sebuah gamelan tari dengan lantunan berbagai alat musik modern” ujar Weni, salah saeorang penonton usai pertunjukan. “Baru kali ini saya menyaksikan kepiawaian sang maestro dalam mengolah gamelan etnis kedaerahan dengan musik orchestra”, tambahnya.
Konser ditutup dengan lagu Benderaku karya Eros Sheila on 7 dan dipopulerkan band Cokelat yang dinyanyikan bersama oleh seluruh artis pendukung, Ardhito Pramono, Aning Katamsi, Edo Kondologit, Woro Mustiko Siwi, Trio Sri Panggung, Fazka Farhat Rahanan, Stusya Nirvanada serta Etnochestra. Begitupun seluruh penonton turut serta dalam nyanyian tersebut dengan serempak berdiri dan bertepuk tangan menandai konser berakhir.
Menurut produser, Gita Gutawa yang juga putri sulungnya Erwin saat dimintai keterangan usai pertunjukkan. Gita menyampaikan rasa bersyukurnya atas gelaran konser tersebut yang terbilang sukses, karena Gedung Teater Taman Ismail Jakarta yang berkapasitas 1.500 orang itu penuh terisi tanpa ada kursi tersisa. “Semua tiket laku terjual”. Gita berharap konser berikutnya akan digelar secara berkala setiap tiga bulan sekali. Pungkasnya. (yanto)




