Beranda Bandung Raya Jelang Libur Nataru, Komisi II Tinjau Stok dan Harga Kebutuhan Pokok di...

Jelang Libur Nataru, Komisi II Tinjau Stok dan Harga Kebutuhan Pokok di Kosambi

66
0
Jelang Libur Nataru, Komisi II Tinjau Stok dan Harga Kebutuhan Pokok di Kosambi
Pimpinan dan Anggota Komisi II DPRD Kota Bandung melakukan monitoring lapangan untuk mengecek stok dan harga kebutuhan pokok menjelang Nataru, Selasa, 16 Desember 2025. Nuzon/Humpro DPRD Kota Bandung.

Bandung, sekilasjabar.co – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Bandung Siti Marfuah, S.S., S.Pd., M.Pd., dan Anggota Komisi II DPRD Kota Bandung M. Bagja Jaya Wijaya, S.H., melakukan monitoring lapangan untuk mengecek stok dan harga kebutuhan pokok menjelang Nataru, Selasa, 16 Desember 2025.

Peninjauan langsung ini dilakukan ke Pasar Kosambi dan pasar modern Yogya Sunda bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Badan Pusat Statistik Kota Bandung, serta Bulog.

Anggota Komisi II, Bagja Jaya Wijaya menuturkan, DPRD, Pemerintah Kota Bandung, beserta OPD dan lembaga terkait perdagangan meninjau langsung ke lapangan untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat terjaga menyambut libur Natal dan Tahun Baru.

“Kami DPRD dengan Pemerintah Kota Bandung dan berbagai unsur lainnya memonitoring harga dan stok komoditas-komoditas bahan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru di Kota Bandung. Dan kita mengecek komoditas bahan pangan jangan sampai mempengaruhi harga yang lonjakannya terlalu ekstrim, terlalu tinggi. Atau misalnya kita mengecek jangan sampai ada penjual atau pengecer yang menjual harga komoditas bahan pangan di atas HET atau harga eceran tertinggi,” ujar Bagja.

Bila komoditas bahan pangan stoknya sudah aman, kata dia, maka akan mempengaruhi harga kian stabil. Kalau pun ada kenaikan, tidak ada lonjakan yang terlalu tinggi. Stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok ini penting bagi warga yang akan menyambut suasana libur akhir tahun.

“Pada akhirnya masyarakat Kota Bandung bisa berbelanja dan menghadapi Natal dan Tahun Baru penuh sukacita dan penuh ketenangan karena komoditas bahan pangan sudah aman dan murah,” ucapnya.

Meski rutin dilakukan monitoring, Bagja menambahkan, patut diperhitungkan potensi-potensi lain yang memberi dampak bagi stok dan harga bahan pokok. Salah satunya faktor cuaca yang bisa memicu kelangkaan produk akibat gagal panen sekaligus menimbulkan kenaikan harga.

“Nah, tinggal ini menjadi refleksi bagi kita di akhir tahun bahwa pada akhirnya memang harga dan stok itu berpengaruh dengan hal-hal yang tidak bisa kita atur. Contohnya misalnya curah hujan yang sekarang sedang tinggi, misalnya. Atau cuaca-cuaca yang tidak menentu gitu, ya,” tuturnya.

Bagja mengatakan, berbagai timbulan-timbulan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan pokok warga harus selalu sigap dicegah dan direspons dengan segera. Intinya, Pemerintah Kota Bandung harus selalu hadir dengan solusi bagi warga.

“Walaupun harga murah, tetapi masyarakat tidak disosialisasikan, ini jadi tugasnya Disdagin dan DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) untuk menyosialisasikan bahwa harga-harga di Kota Bandung sudah murah. Yang kedua, masyarakat Kota Bandung ingin membeli tapi jauh. Nah, keterjangkauan masyarakat juga harus dekat di situ. Dengan apa? Misalnya dengan gerakan pangan murah dan kegiatan-kegiatan yang nanti digagas oleh Disdagin dan DKPP,” ujar Bagja.

Wakil Ketua Komisi II, Siti Marfuah mengatakan, hasil monitoring ini mendapati adanya kenaikan beberapa harga bahan pokok.

“Bahan-bahan pokok cukup aman dari sisi stok maupun juga kenaikan yang ada, tapi tidak terlalu signifikan. Untuk beberapa bahan pokok yang mungkin di pasar tradisional juga ditemukan seperti cabai udah mulai ada kenaikan, bawang juga belum terlalu pindah harga,” ujarnya.

Secara umum, kata Siti, pasokan maupun harga relatif aman dan terkendali. Selanjutnya yang harus dipertahankan yakni mendorong baik pasar modern maupun pasar tradisional untuk terus menyiapkan stoknya maupun juga kestabilan harga menyambut Nataru dan berlanjut hingga Ramadan dan Lebaran.

“Sehingga ini tentunya perlu untuk terus berkoordinasi dan kami terus untuk mengawasi bagaimana kondisi pasar modern dan tradisional terkait dengan kesiapan, ketersediaan dan juga barangkali kenaikan-kenaikan harga yang perlu terus dipantau supaya masyarakat makin bisa merasakan bagaimana kebutuhan-kebutuhan yang mungkin lebih banyak di momen hari-hari yang besar seperti Nataru maupun puasa dan juga lebaran, ini relatif aman bagi mereka,” ucap Siti.

Kepala Disdagin Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin monitoring kebutuhan pokok masyarakat ini dilakukan dalam rangka menjelang hari besar keagamaan khususnya Natal dan Tahun Baru. Sebelumnya, Disdagin sudah melaksanakan bazar murah di 30 kecamatan. “Nah, hari ini kita melakukan pemantauan. Alhamdulillah Pak Wali Kota dan legislatif, Dewan Yang Terhormat, kemudian dari BPS, Bulog, berdasarkan pantauan tadi di pasar tradisional untuk ketersediaan relatif masih stabil terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat,” ujarnya.

Dari monitoring itu, harga dan stok beras dan sayuran tergolong masih aman. Adapun komoditas cabai, terutama cabai rawit domba serta bawang merah yang mengalami kenaikan mendapat efek dari faktor cuaca dan kebutuhan konsumen yang meningkat menjelang Nataru.

Harga telur terpantau naik dari kisaran Rp29 ribu per kilogram menjadi Rp32 ribu per kilogram. Dari hasil pantauan lainnya, harga daging sapi cenderung stabil meski daging ayam mengalami kenaikan. Harga daging ayam saat ini ada di kisaran Rp42 ribu per kilogram dari sebelumnya di rata-rata Rp38 ribu per kilogram.

“Tapi tadi lihat di pasar tradisional masih ada yang Rp38 ribu. Jadi masih beragam juga harganya. Kita terus memantau dari ketersediaan, kemudian juga harga. Tadi juga dari Bulog kondisi stok beras terpantau aman, sampai 6 bulan,” ujar Ronny.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here