SekilasJabar.com – Calon Gubernur pbertahan, Ahmad Heryawan kembali memenangi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar periode 2013 pada Minggu (24/02/2013), hasil hitung cepat atau Quick Count versi Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Pukul 14.24 hasil perhitungan cepat LSI, Ahmad Heryawan yang berpasangan dengan aktor Deddy Mizwar memimpin dengan perolehan suara 33,11 persen. Posisi kedua diluar dugaan, bertengger pasangan Rieke Diah Pithaloka-Teten Masduki dengan perolehan 27,39 persen.
Sedang pasangan Dede Yusuf – Lex Laksamana yang sebelumnya dalam 3-4 bulan terakhir selalu memimpin dalam berbagai survei di atas 30 persen, harus puas mendapatkan perolehan suara 25,29 persen.
Adapun pasangan Irianto HM Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim yang diusung Partai Golkar mendapat 12,20 persen, serta pasangan independen Dikdik Mulyana Arif Mansur-Cecep NS Toyib mendapat suara terkecil sebesar 2,02 persen.
Direktur Riset LSI, Hendro Prasetyo mengatakan, ini baru sementara dari hasl hitung cepat LSI dengan tingkat partisipasi 66,3 persen dari 91.0 persen data yang telah masuk pada pukul 14.30.
“Bergerakan perubahan masih akan terjadi. Namun dari berbagai pengalaman, jika melihat hasil seperti ini, perubahan hasil tidak akan terlalu signifikan. Artinya dalam Pilgub Jabar 2013, pasangan Aher-Deddy Mizwar keluar pemenang dan terpilih untuk periode 2013-2018,” ungkapnya dalam jumpa pers di Hotel Homann Bandung, Minggu (24/2).
Namun dia menandai, bahwa dalam Pilgub Jabar ini ada fenomena menarik dari seluruh pasangan. Terutama pasangan Rieke-Teten yang diluar dugaan melesat dalam perolehan suara, karena dalam survei sebelumnya hanya mendapat hasil di bawah 25 persen.
“Namun justru turun signifikan terjadi pada pasangan Dede-Lex Laksamana. Sedang pasangan Irianto (Yance)- Tatang serta pasangan Dikdik-Cecep tetap stabil, yakni posisi perolehan suaranya tidak jauh berbeda dengan hasil survei sebelumnya,” ujarnya.
Dia menegaskan, ini bukan data yang solid. Namun pemilih di Jawa Barat memang sangat dinamis seperti posisi Aher-Deddy yang naik tidak sebesar kenaikan pasangan Rieke-Teten. Hendro menyebutkan, kenaikan suara Rieke-Teten tidak dipungkiri dipengaruhi turunnya para tokoh PDIP yang ikut kampanye ke lapangan.
“Seperti Megawati, tokoh kharismatik Jokowi dan lainnya. Mereka ikut membantu berkampanye. Sedang pasangan lain, tidak ada tokoh partai pendukungnya yang turun seperti PDIP. Sehingga Rieke-Teteng diuntungkan,” paparnya.(SJ-01)